LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
STANDAR
ASUHAN KEPERAWATAN
KETOASIDOSIS
DIABETIKUM
-
PENGERTIAN
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolic
yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis,
terutama disebabkan oleh defisiensi insulin
absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan
komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan membutuhkan
pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis
osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat
dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari
defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme
protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini
merupakan gangguan metabolisme yang paling serius
pada diabetes ketergantungan insulin. (American
Diabetes Association, 2004).
-
PENYEBAB
-
Penurunan Intake Insulin Eksogen
-
Ketidakpatuhan minum obat
-
Kurang pengetahuan
-
Ketidakcukupan dosis untuk kebutuhan glukosa
-
Malfungsi infusion pump
-
Obat : phentoin, thiazide/sulfonamid diuretic
-
Peningkatan Glukosa Endogen
-
Perubahan manajemen DM
-
Penurunan latihan tanpa
mengurangi makanan, atau insulin meningkat
-
Intake nutrisi meningkat)
-
Respon Sympatetic Nervus System (stress, injury, surgery, trauma
emosional, infeksi: respiratory tract, urinary tract, pancreatitis)
-
Peningkatan glukagon
-
Peningkatan Growth Hormon
-
Obat: terapi steroid, epineprin/norepineprin
(Corwin, 2001).
-
TANDA DAN GEJALA
Gejala klinis biasanya berlangsung cepat dalam waktu kurang dari 24
jam. Poliuri, polidipsi dan penurunan berat
badan yang nyata biasanya terjadi beberapa hari
menjelang KAD, dan sering disertai mual-muntah dan nyeri perut. Nyeri
perut sering disalah-artikan sebagai 'akut abdomen'. Asidosis
metabolik diduga menjadi penyebab utama
gejala nyeri abdomen, gejala ini akan menghilang
dengan sendirinya setelah asidosisnya teratasi.
Sering dijumpai penurunan kesadaran, bahkan koma (10% kasus),
dehidrasi dan syok hipovolemia (kulit/mukosa kering dan
penurunan turgor, hipotensi dan takikardi).
Tanda lain adalah napas cepat dan dalam (Kussmaul)
yang merupakan kompensasi hiperventilasi akibat asidosis
metabolik, disertai bau aseton pada
napasnya (Mansjoer, 2000).
-
Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
-
Pernafasan cepat dan dalam ( Kussmaul )
-
Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering )
-
Kadang-kadang hipovolemi dan syok
-
Bau aseton dan hawa napas tidak terlalu tercium
-
Didahului oleh poliuria, polidipsi.
-
Riwayat berhenti menyuntik insulin
-
Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut
-
PATOFISIOLOGI
Diabetes ketoasidosis disebabakan oleh tidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, keadaan ini mengakibatkan
gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Ada tiga
gambaran kliniks yang penting pada diabetes ketoasidosis yaitu
dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis.
Apabila jumlah
insulin berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang
pula. Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali. Kedua faktor ini akan mengakibatkan hipergikemia. Dalam
upaya untuk mnghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh,
ginjal akan mengekresikan glukosa bersama – sama air dan elektrolit
(seperti natrium, dan kalium). Diurisis osmotik yang ditandai oleh
urinasi berlebihan (poliuri) ini kan menyebabkan dehidrasi dan
kehilangan elekrolit. Penderita ketoasidosis yang berat dapat
kehilangan kira – kira 6,5 liter air dan sampai 400 hingga 500 mEg
natrium, kalium serta klorida selam periode waktu 24 jam.
Akibat defisiensi insulin yang lain adalah pemecahan lemak
(lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas
dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah menjadi benda keton oleh
hati. Pada ketoasidosis diabetik terajdi produksi benda keton yang
berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal
akan mencegah timbulnya keadaan tersebut. Benda keton bersifat asam,
dan bila bertumpuk dalanm sirkulasi darah, benda keton akan
menimbulkan asidosis metabolik (Sudoyo, 2006).
-
PATHWAYS
-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl
-
Elektrolit darah (tentukan corrected Na) dan osmolalitas serum.
-
Analisis gas darah, BUN dan kreatinin.
-
Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai gambaran lekositosis),
HbA1c, urinalisis (dan kultur urine bila
ada indikasi).
-
Foto polos dada.
-
Ketosis (Ketonemia dan Ketonuria)
-
Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
-
Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
-
Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
-
Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normal yang mencerminkan kontrol DM yang
kurang selama 4 bulan terakhir
-
Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan
pada HCO3 250 mg/dl
(Sudoyo, 2006).
-
PENGKAJIAN
Menurut Doengoes, 2000:
-
Anamnesis :
-
Riwayat DM
-
Poliuria, Polidipsi
-
Berhenti menyuntik insulin
-
Demam dan infeksi
-
Nyeri perut, mual, mutah
-
Penglihatan kabur
-
Lemah dan sakit kepala
-
Pemeriksan Fisik :
-
Ortostatik hipotensi (sistole turun 20 mmHg atau lebih saat berdiri)
-
Hipotensi, Syok
-
Nafas bau aseton (bau manis seperti buah)
-
Hiperventilasi : Kusmual (RR cepat, dalam)
-
Kesadaran bisa CM, letargi atau koma
-
Dehidrasi
-
Pengkajian gawat darurat :
-
Airways : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum
atau benda asing yang menghalangi jalan nafas
-
Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya
penggunaan otot bantu pernafasas
-
Circulation : kaji nadi, capillary refill
-
Pengkajian head to toe
-
Data subyektif
Intake makanan yang melebihi kebutuhan kalori, infeksi atau
penyakit-penyakit akut lain, stress yang berhubungan dengan
faktor-faktor psikologis dan social, obat-obatan atau terapi lain
yang mempengaruhi glukosa darah, penghentian insulin atau obat anti
hiperglikemik oral.
-
Data Obyektif :
-
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istrahat/tidur
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas,
letargi /disorientasi, koma
-
Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama,
takikardi
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit
panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
-
Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
-
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang,
nyeri tekan abdomen, diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang
menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin
berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising
usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
-
Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet,
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih
dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid)
Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi
abdomen, muntah, pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik
dengan peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah
(napas aseton)
-
Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan
pada otot, parestesi, gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut),
gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, refleks tendon dalam
menurun (koma), aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
-
Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
-
Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi
pernapasan meningkat
-
Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak, parestesia/paralisis otot termasuk
otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
-
Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi) Masalah
impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
-
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik
(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar
glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai
pesanan. Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam
pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap
glukosa darah.
-
DIANGNOSA KEPERAWATAN
-
Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
kompensasi asidosis metabolik
-
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
diuresis osmotik akibat hiperglikemia,
pengeluaran cairan berlebihan: diare, muntah, pembatasan intake
akibat mual, kacau mental
-
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan insulin, penurunan
masukan oral, status hipermetabolisme.
-
Kelelahan/keletihan berhubungan dengan
terganggunya proses pembentukan ATP.
-
Risiko syok berhubungan dengan kekurangan volume
cairan dan elektrolit
-
RENCANA TINDAKAN
-
Diagnosa 1
NOC :
Kriteria Hasil :
-
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
-
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal)
-
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)
Intervensi:
NIC :
-
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau
jaw thrust bila perlu
-
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
-
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
-
Pasang mayo bila perlu
-
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
-
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
-
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
-
Lakukan suction pada mayo
-
Berikan bronkodilator bila perlu
-
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
-
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
-
Monitor respirasi dan status O2
Terapi oksigen
-
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
-
Pertahankan jalan nafas yang paten
-
Atur peralatan oksigenasi
-
Monitor aliran oksigen
-
Pertahankan posisi pasien
-
Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasi
-
Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigenasi
Vital sign Monitoring
-
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
-
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
-
Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
-
Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
-
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
-
Monitor kualitas dari nadi
-
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
-
Monitor suara paru
-
Monitor pola pernapasan abnormal
-
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
-
Monitor sianosis perifer
-
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
-
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
-
Diagnosa 2
NOC:
Kriteria Hasil :
-
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal
-
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
-
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
NIC :
Fluid management:
-
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
-
Monitor status hidrasi ( kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
-
Monitor vital sign
-
Monitor masukan makanan / cairan dan hitung
intake kalori harian
-
Kolaborasikan pemberian cairan IV
-
Monitor status nutrisi
-
Berikan cairan IV pada suhu ruangan
-
Dorong masukan oral
-
Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
-
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
-
Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
-
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih
muncul memburuk
-
Atur kemungkinan tranfusi
-
Persiapan untuk tranfusi
-
Diagnosa 3
NOC :
Kriteria Hasil :
-
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
-
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
-
Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi
-
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
-
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
-
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC : Nutrition Management
-
Kaji adanya alergi makanan
-
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
-
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
-
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C
-
Berikan substansi gula
-
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
-
Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
-
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
-
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
-
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
-
BB pasien dalam batas normal
-
Monitor adanya penurunan berat badan
-
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
-
Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
-
Monitor lingkungan selama makan
-
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
-
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
-
Monitor turgor kulit
-
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
-
Monitor mual dan muntah
-
Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht
-
Monitor makanan kesukaan
-
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
-
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
-
Monitor kalori dan intake nuntrisi
-
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
-
Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
-
Diagnosa 4
NOC:
Kriteria hasil:
-
Kemampuan aktivitas adekuat
-
Mempertahankan nutrisi adekuat
-
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
-
Menggunakan tehnik energi konservasi
-
Mempertahankan interaksi sosial
-
Mengidentifikasi faktor-faktor fisik dan
psikologis yang menyebabkan kelelahan
-
Mempertahankan kemampuan untuk konsentrasi
NIC : Energy
Management
-
Monitor respon kardiorespirasi terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia, dispneu, diaphoresis, pucat,
tekanan hemodinamik dan jumlah respirasi)
-
Monitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien
-
Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri
selama bergerak dan aktivitas
-
Monitor intake nutrisi
-
Monitor pemberian dan efek samping obat depresi
-
Instruksikan pada pasien untuk mencatat
tanda-tanda dan gejala kelelahan
-
Ajarkan tehnik dan manajemen aktivitas untuk
mencegah kelelahan
-
Jelaskan pada pasien hubungan kelelahan dengan
proses penyakit
-
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan intake makanan tinggi energi
-
Dorong pasien dan keluarga mengekspresikan
perasaannya
-
Catat aktivitas yang dapat meningkatkan
kelelahan
-
Anjurkan pasien melakukan yang meningkatkan
relaksasi (membaca, mendengarkan musik)
-
Tingkatkan pembatasan bedrest dan aktivitas
-
Batasi stimulasi lingkungan untuk memfasilitasi
relaksasi
-
Diagnosa 5
NIC: shock management
-
Monitor TTV, tekanan darah ortostatik, status mental dan urine
output
-
Monitor nilai laboratorium sebagai bukti terjadinya perfusi jaringan
yang inadekuat (misalnya peningkatan kadar asam laktat, penurunan pH
arteri)
-
Berikan cairan IV kristaloid sesuai dengan kebutuhan (NaCl 0,9%; RL;
D5%W)
-
Berikan medikasi vasoaktif
-
Berikan terapi oksigen dan ventilasi mekanik
-
Monitor trend hemodinamik
-
Monitor frekuensi jantung fetal (bradikardia bila HR <110
kali/menit) atau (takikardia bila HR >160 kali per menit)
berlangsung lebih lama dari 10 menit
-
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan AGD dan monitor oksigenasi
jaringan
-
Dapatkan patensi akses vena
-
Berikan cairan untuk mempertahankan tekanan daarah atau cardiac
output
-
Monitor penentu pengiriman oksigen ke jaringan (SaPO2, level Hb,
cardiac output)
-
Catat bila terjadi bradicardia atau penurunan tekanan darah, atau
abnormalitas tekanan arteri sistemik yang rendah misalnya pucat,
cyanosis atau diaphoresis
-
Monitor tanda dan gejala gagal nafas (rendahnya PaO2, peningkatan
PCO2, kelumpuhan otot pernafasan)
-
Monitor kadar glukosa darah dan tangani bila ada abnormalitas
-
Monitor koagulasi dan complete blood count dengan WBC differential
-
Monitor status cairan meliputi intake dan output
-
Monitor fungsi ginjal (nilai BUN dan creatinin)
-
Lakukan pemasangan kateter urinaria
-
Lakukan pemasangan NGT dan monitor residu lambung
-
Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan perfusi
-
Berikan dukungan emosional kepada keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizaeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta:EGC
Marilynn E, Doengoes. (2000).
Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. jakarta:
EGC
Sudoyo, Aru. (2006). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Ed 4,Jjilid III.
Jakarta: FKUI
Mansjoer, Arif dkk. (2000).
Kapita Selakta Kedokteran Edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius