*-* PROFESIONAL NURSE *-* ENDOSKOPI SALURAN CERNA DAN PERNAFASAN *-* *-* INSTAGRAM *-* @bayuajisismanto *-* *-* ENDOSCOPY UNIT *-* GASTROSCOPY, KOLONOSCOPY, BRONCOSCOPY, DUODENOSKOPI *-*

CARI INFORMASI DISINI

POSTINGAN TERPOPULER

Sunday 2 September 2018

Panduan Pelaksanaan Early Warning System (EWS) di Rumah Sakit

Judul   : 
Panduan Pelaksanaan Early Warning System (EWS) di Rumah Sakit
 
Label   : 
Masuk dalam Akreditasi JCI Chapter Care of Patients (COP),  
Akreditasi (SNARS-KARS) Chapter Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
 
Penyusun  : Bayu Aji Sismanto, S.Kep., Ners.
Email        : bayuajisismanto@gmail.com



Deskripsi :
Pengenalan Perubahan Kondisi Pasien dengan Menggunkan metode Early Warning System.

Dasar :
Untuk memantau adanya perubahan keadaan umum pada pasien, untuk mengurangi angka pemanggilan code blue, sehingga penanganan pasien dilakukan sebelum pasien jatuh ke kondisi henti nafas dan henti jantung.

Petunjuk Umum :   
1. Early Warning Skor (EWS) tidak menggantikan penilaia klinis yang kompeten
2. Ketika anda khawatir tentang perawatan pasien harus ditingkatkan, perawatan dapat ditingkatkan terlepas dari skor.
3. EWS dilanjutkan skrining untuk Sepsis saat ada EWS dari    ≥ 4 (atau 5 jika pasien menggunakan oksigen tambahan)
4. Beberapa pasien mungkin memerlukan pemeriksaan medis segera namun tidak akan memicu skor tinggi.
5. Protokol diaktifkan dengan skor 3 dalam satu parameter atau total skor 3.
6. Observasi dan pencatatan Early Warning Skor (EWS) ini dilakukan:
Pada saat masuk :   
I. Setiap 8 jam (sesuai protokol RS)   
II. Sesuai clinical pathway
III. Jika pasien mengalami perubahan kondisi   
IV. Jika anda khawatir tentang perubahan kondisi pasien   


Ruang Lingkup :
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Maternal dan Perinatal
3. Ruang Nifas
4. Ruang Perinatologi

Metode yang digunakan :
1. Untuk Pasien Dewasa menggunakan : Modified Eraly Warning System
2. Untuk Pasien Anak-anak menggunakan : Pediatric Early Warning System
3. Untuk Pasien Obstetry menggunakan : Modified Obstetric Warning System



Gambar 1. Table National Early Warning Score (NEWS)

Tata Laksana Skoring EWS
Pasien Dewasa : Modified Eraly Warning System
SKOR
RESPON KLINIS
0
  • Monitoring TTV pasien dilakukan oleh seluruh staff perawat
  • Monitoring TTV dilakukan setiap shiff
1 - 4
  • Masing-masing perawat penangungjawab pasien dan dokter jaga ruangan melakukan pengkajian, kemudian memustuskan apakah frekuensi monitoring perlu ditingkatkan atau pasien tersebut membutuhkan tindakan medis penunjang seperti, rekam jantung, pemberian oksigen, periksa laboratorium CITO.
  • Monitoring TTV dilakukan setiap 4 jam sekali
5 atau skor 3 dari salah satu parameter
  • Perawat penanggungjawab pasien menghubungi RRT (dokter jaga ruangan, PJ shiff dinas perawat ruangan/ PJ shiff dinas perawat ICU) melakukan pengkajian kepada pasien.
  • Dokter jaga dapat memutuskan pasien ditransfer ke IMC/ICU dengan tambahan klinis yang didapat dari hasil pengkajian.
  • Monitoring TTV dilakukan setiap 1 jam sekali
≥ 7
  • Pengkajian emergency dilakukan oleh dokter jaga dan segera menghubungi Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP)
  • Transfer pasien ke IMC/ICU
  • Monitoring TTV dilakukan 15 menit sekali
Pasien Anak-anak : Pediatric Early Warning System
SKOR
RESPON KLINIS
0 - 2
  • Pengkajian rutin oleh perawat penanggungjawab pasien dilakukan per shiff
3
  • Menghubungi penganggjawab shiff dinas perawat
  • PJ dan perawat penggangungjawab pasien dan dokter jaga membuat rencana oengkajian ulang PEWS dan intervensi
  • Observasi selama intervensi berlangsung
  • Laporn DPJP
4
  • Menghubungi dokter jaga dan aktifkan RRT
  • Dokter jaga menghubungi DPJP
  • Observasi selama intervensi berlangsung
  • Pertimbangan masuk PICU sesuai dengan klinis pasien
5 atau skor 3 pada sala satu parameter
  • Pasien masuk PICU



Pasien Anak-anak : Pediatric Early Warning System (PEWS)

1. PEWS digunakan pada pasien anak/ pediatrik ( berusia saat lahir-16 tahun)
2. PEWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen pengakit akut, mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon klinis yang tepat waktu dan sesuai.
3. PEWS tidak digunakan pada:
     a.  pasien dewasa lebih dari 16 tahun
     b.  Pasien anak dengan TOF (Tetralogi of Fallot), sindrom VACTERL
4. PEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen prehospital pada kondisi akut oleh first responder seperti pelayanan ambulans, pelayanan kesehatan primer, Puskesmas untuk mengoptimalkan komunikasi kondisi pasien sebelum diterima rumah sakit tujuan.




Sumber yang digunakan / Daftar Pustaka :


Materi Workshop “National Early Warning System” HIPERCCI Yogyakarta, 30     September     2017     materi dimodifikasi oleh Eri Yanuar Akhmad Budi     Sunaryo, S.Kep., Ns.,     M.N.Sc.(I.C)

Patien Safety Programme, 2016, Buku Saku Penerapan Mutu dan Keselamatan Pasien,     Bekasi, RS Awal Bros Bekasi.

Rismala Dewi, Pediatric Early Warning Score , Sari Pediatri, Vol. 18, No. 1, Juni     2016, Departemen  Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas     Indonesia/RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Hendra Firmansyah, 2017, Materi Seminar Peran Perawat dalam Penanganan     Kegawatan     Klinik di RS (PENERAPAN EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM),     RSCM, Jakarta.