*-* PROFESIONAL NURSE *-* ENDOSKOPI SALURAN CERNA DAN PERNAFASAN *-* *-* INSTAGRAM *-* @bayuajisismanto *-* *-* ENDOSCOPY UNIT *-* GASTROSCOPY, KOLONOSCOPY, BRONCOSCOPY, DUODENOSKOPI *-*

CARI INFORMASI DISINI

POSTINGAN TERPOPULER

Sunday 19 July 2020

REKOMENDASI WHO UNTUK HINDARI TEMPAT BERIKUT

WHO MEREKOMENDASIKAN UNTUK MENGHINDARI 3 TEMPAT INI







Bekasi, Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperbarui pedoman Virus Corona dengan menambahkan imbauan waspada penularan Corona di ruangan tertutup dengan memastikan ventilasi ruangan dibuat dengan baik.

Selain tempat tertutup, WHO juga menyinggung potensi penularan Corona yang cukup rawan di beberapa tempat. Mana saja?

Tempat yang direkomendaasikan untuk dihindari adalah sebagai berikut :

  • Tempat ramai,
  • Tempat yang sempit
  • Ruang yang terbatas dan tertutup

"Risikonya akan lebih tinggi di tempat-tempat yang memiliki beberapa faktor risiko sekaligus. Bahkan saat pembatasan sudah dilonggarkan, pertimbangkan ke mana Anda pergi dan #TetapWaspada dengan menghindari tiga jenis tempat di atas," tulis akun @WHOIndonesia, seperti diliat detikcom Senin (20/8/2020).

Lalu apa yang harus Anda lakukan?

  • Hindari berada di tempat yang ramai dan batasi berada di ruangan yang terbatas dan tertutup.
  • Jaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain.
  • Jika memungkinkan, buka jendela dan pintu agar terjadi pertukaran udara.
  • Rajin menjaga kebersihan tangan dan tutup mulut saat batuk dan bersin.
  • Kenakan masker sesuai anjuran dan jika tidak memungkinkan untuk menjaga jarak fisik.


Sebelumnya, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19 Achmad Yurianto dalam siaran pers BNPB beberapa waktu lalu, mengatakan transmisi penularan virus Corona COVID-19 banyak terjadi di lingkungan kantor.


"Identifikasi berikutnya dari penambahan kasus ini, ternyata penambahan kasus banyak terjadi di lingkungan kerja, dengan kualitas udara yang tidak bagus," kata pria yang akrab disapa Yuri ini dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Kamis (16/7/2020).

Yuri menjelaskan, ruang kerja tanpa sirkulasi udara lancar dan hanya mengandalkan sistem pendingin udara akan menyebabkan penularan Corona lebih mudah terjadi. Terlebih saat ini ada kekhawatiran penularan COVID-19 melalui mikrodroplet yang bertahan di udara khususnya di ruangan tertutup.

Thursday 9 July 2020

RESUME JURNAL READING Spirituality Intervention and Outcomes: Corner stone of Holistic Nursing Practice

RESUME JURNAL READING

Spirituality Intervention and Outcomes: Corner stone of Holistic Nursing Practice.
by. Ns. Bayu Aji Sismanto - bayuajisismanto@gmail.com

I. NAMA PENELITI
Mardiyono, MNS, Praneed Songwathana, RN, PhD, and Wongchan Petpichetchian, RN, PhD.

II. TEMPAT PENELITIAN
Boston, Philadelphaia, Lovis, USA.

III. LATAR BELAKANG

Praktik keperawatan holistik mengakibatkan penyembuhan seluruh orang sebagai manusia yang memiliki keterkaitan pikiran tubuh aspek spiritual sosial budaya (Nurses holistik Amerika Association, 2009). Keperawatan holistik terdiri dari dua pandangan holisme (1) holisme dari hubungan timbal balik dari dimensi bio-psiko-sosial-budaya-spiritual pasien, dan (2) holisme dari seluruh kesatuan dalam proses timbal balik antara pasien dan lingkungan (Dossey, Keegan, & Guzzeta 2005). Keperawatan holistik selalu berkorelasi dengan agama atau sistem kepercayaan. Islam sebagai pandangan holistik memberikan ajaran spiritual, yang dapat diterapkan dalam praktek keperawatan. Intervensi spiritualitas terdiri dari ajaran Islam berdasarkan suci Al-Qur'an (Syed, 2003), hidup cara nabi Muhammad (Loukas, Saad,
Tubbs, & Shoja, 2010), dan dimodifikasi metode konvensional. Intervensi spiritualitas diterapkan di berbagai bidang keperawatan seperti medis, bedah, bersalin, anak, psikiatri, kritis, dan keperawatan komunitas. Manfaatnya telah ditunjukkan dalam beberapa aspek termasuk membantu pasien untuk mencapai tugas spiritual dan untuk mendapatkan respon relaksasi ketenangan dan kesadaran dan mengaktifkan jalur saraf untuk proses penyembuhan diri dengan mempromosikan pemeliharaan diri pada adaptasi psikologis, status fisiologis, hubungan peduli transpersonal, dan spiritualitas untuk keterhubungan dengan Allah (Hudak, Gallo, & Morton, 1998).

IV. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji efek dari intervensi spiritualitas Islam pada hasil kesehatan dalam keperawatan.

V. METODE PENELITIAN
Database mencari jurnal elektronik dan buku yang diterbitkan sejak 1994-2010.

VI. HASIL PENELITIAN

Intervensi spiritualitas dapat diterapkan dalam proses keperawatan berdasarkan klasifikasi intervensi keperawatan (NIC) (McCloskey, Bulechek, Craft-Rosenberg, Daly, Denehy, Glick et al., 1996). Tabel dibawah menunjukkan bahwa beberapa intervensi telah disediakan untuk diagnosa keperawatan, NIC, tetapi beberapa dari mereka harus dikembangkan untuk diagnosis keperawatan dan NIC.
Tabel diagnosa, klasifikasi intervensi keperawatan, dan intervensi spiritualitas dalam holistik.

VII. SARAN PENELITIAN

Banyak intervensi spiritualitas harus diteliti dan diterapkan dalam praktek keperawatan dengan mengembangkan pedoman keperawatan. Intervensi spiritualitas sangat penting untuk pasien muslim untuk mematuhi kewajiban agama, menyesuaikan diri dengan negara-negara menuntut kesehatan dan penyakit, dan membantu untuk pulih dari penyakit. Perawat harus memahami benar cara hidup pada pasien muslim, sehingga perawat dapat merawat pasien muslim sehubungan dengan sistem kepercayaan dan nilai-nilai agama.

VIII. KESIMPULAN

Meskipun literatur intervensi spiritualitas terbatas, beberapa bukti menunjukkan bahwa intervensi spiritual bisa digunakan sebagai energi integratif dalam praktek keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan meminimalkan beberapa gejala. Intervensi spiritualitas harus dilakukan atau dijadikan sebagai prioritas tinggi dalam holistik keperawatan dan intervensi pendukung. Intervensi spiritualitas pada penderita batu ginjal dapat dijadikan sebagai kegiatan rutin untuk praktek keperawatan.
Beberapa intervensi spiritualitas telah diterapkan dalam praktek keperawatan, seperti doa, zikir, adzan dan iqomat untuk bayi yang baru lahir, penggunaan madu, dan sunat. Intervensi spiritualitas termasuk zikir, SEFT, dan penggunaan madu telah diteliti.

IX. KORELASI ISI JURNAL DENGAN REALITAS KLINIS

Pada pasien batu ginjal setelah dilakukan intervensi dengan pendekatan spiritual seperti intervensi spiritual doa, dzikir dll didapatkan hasil bahwa gejala yang dirasakan pada pasien batu ginjal menjadi berkurang. Masalah nyeri adalah yang sering dirasakan pada pasien batu ginjal, masalah tersebut akan berangsur menurun. 

X. PERBANDIGAN ISI JURNAL DENGAN TEORI/HASIL PENELITIAN YANG SUDAH ADA

Pada penelitian yang dilakukan oleh astuti dkk (2015) tentang pengaruh intervensi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) terhadap ibu rumah tangga dengan HIV di kota Bandung didapatkan penurunan tingkat depresi dari depresi ringan sampai berat pada kelompok intervensi yang terlihat signifkan, sedang pada kelompok kontrol perubahan tidak signifikan. Setelah dilakukan intervensi SEFT terdapat perbedaan signifikan pada ibu rumah tangga dengan HIV. Penelitian yang dilakukan oleh Ilhamsyah dkk (2012) tentang hubungan pelaksanaan keperawatan spiritual terhadap kepuasan spiritual pasien di rumah sakit ibnu sina makasar bahwa terdapat hubungan pelaksanaan keperawatan spiritual dengan kepuasan spiritual pasien diruang rawat inap RS Ibnu Sina Makasar. Zulfatul dkk (2015) melakukan penelitian kesejahteraan spiritual keluarga pasien stroke dan kaitannya dengan depresi. Didapatkan hasil adanya hubungan antara tingkat kesejahteraan spiritual dengan depresi yang dialami oleh kelurga pasien stroke. Semakin tinggi kesejahteraan spiritual semakin rendah depresi keluarga pasien stroke.
Dari beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa peran intervensi spiritual dalam praktik keperawatan diperlukan sebagai salah satu intervensi dalam menerapkan implementasi keperawatan dan menurunkan beberapa tanda gejala pada penyakit. Intervensi keperawatan spiritual pada pasien digunakan untuk meningkatkan peran pada aspek spiritual dalam proses penyembuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, dkk. (2015). Pengaruh Intervensi Spiritual Emotional Freedom Technique terhadap Penurunan Tingkat Depresi Ibu Rumah Tangga dengan HIV di Kota Bandung.

jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/98. Diakses tanggal 25 September 2016. Dossey, B. M., Keegan, L., & Guzzeta, C. E. (2005). Holistic nursing. A handbook for practice (4th ed). Boston: Jones and Bartlett Publishers.

Hudak, C. M., Gallo, B. M., & Morton, P. G. (1998). Critical care nursing: A holistic approach (7th ed.). Philadelphia: Lippincott.

Ilhamsyah, dkk. (2012). Hubungan Pelaksanaan Keperawatan Spiritual terhadap Kepuasan Spiritual Pasien di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.

pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/81d819ce514daf70ca00dec2f52f2463.pdf. Diakses tanggal 25 September 2016.

Loukas, M., Saad, Y., Tubbs, R. S., & Shoja, M. M. (2010). The heart and cardiovascular system in the Qur'an and Hadeeth. [doi: DOI: 10.1016/j.ijcard.2009.05.011]. International Journal of Cardiology, 140(1), 19-23.

McCloskey, J. C., Bulechek, G. M., Craft-Rosenberg, M., Daly, J., Denehy, J., Glick, O., et al. (1996). Nursing intervention classification (NIC) (Vol. 2nd). St. Louis: Mosby.

Syed, I. B. (2003). Spiritual medicine in the history of Islamic medicine. Journal of the International Society for the History of Islamic Medicine, 2, 45-49.

Zulfatul, dkk. (2015). Kesejahteraan Spiritual Keluarga Pasien Stroke dan Kaitannya dengan Depresi. ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/view/168. Diakses tanggal 25 September 2016.