*-* PROFESIONAL NURSE *-* ENDOSKOPI SALURAN CERNA DAN PERNAFASAN *-* *-* INSTAGRAM *-* @bayuajisismanto *-* *-* ENDOSCOPY UNIT *-* GASTROSCOPY, KOLONOSCOPY, BRONCOSCOPY, DUODENOSKOPI *-*

CARI INFORMASI DISINI

POSTINGAN TERPOPULER

Friday 22 December 2023

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAKNOSA MEDIS PNEUMONIA DAN GAGAL NAFAS

 PENGERTIAN

·        Pneumonia adalah Suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (FKUI).
·        Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia dibagi menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia & pneumonia interstisialis. (Makmuri, MS.)
·        Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton )
·        Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing.

KLASIFIKASI
Berdasarkan anatomiknya, pneumonia dibagi atas pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia) dan pneumonia interstitial (bronchitis).

Berdasarkan etiologinya, dibagi atas;
1.      Bakteri
·         Pneumokok, merupakan penyebab utama pneumonia. Pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh pneumokok serotipe 1 samapi dengan 8. Sedangkan pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9. Inseiden meningkat pada usia lebih kecil 4 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur.
·         Steptokokus, sering merupakan komplikasi dari penyakit virus lain, seperti morbili dan varisela atau komplikasi penyakit kuman lainnya seperti pertusis, pneumonia oleh pnemokokus.
·         Basil gram negatif seperti Hemiphilus influensa, Pneumokokus aureginosa, Tubberculosa.
·         Streptokokus, lebih banyak pada anak-anak dan bersifat progresif, resisten terhadap pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi seperti; abses paru, empiema, tension pneumotoraks.
2.      Virus
·         Virus respiratory syncytial, virus influensa, virus adeno, virus sistomegalik.
3.      Aspirasi
4.      Pneumonia hipostatik
·         Penyakit ini disebabkan tidur terlentang terlalu lama.
5.      Jamur
6.      Sindroma Loeffler. 

GEJALA KLINIK
Bronchopneumoni biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30 - 40 ° C.dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, sesak dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung merupakan trias gejala patognomik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian jadi produktif.

PEMERIKSAAN FISIK
Pada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan fisik. Tapi dengan adanya napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi suara napas vesikuler dan lemah. Terdapat ronchi basah halus dan nyaring. Jika sering bronchopneumonia menjadi satu (confluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara napas mengeras.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan / mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto rontgen dilakukan untuk melihat :
·         Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
·         Luas daerah paru yang terkena.
·         Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.


PENGOBATAN

1.      Bila dispnea berat berikan Oksigen
2.      IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24 jam.
3.      Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75 mg / kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.

PROGNOSIS
Dengan menggunakan antibiotika yang tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. 

ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I.  Anamnesa :
1.      Identitas
2.      Keluhan Utama
v  Sesak napas
3.      Riwayat  Penyakit sekarang, tanyakan :
v  Apakah masih ada batuk, berapa lama
v  Apakah masih ada panas badan
v  Apakah nyeri dada kalau batuk
v  Apakah ada riak kalau batuk
4.      Riwayat kesehatan yang lalu, tanyakan :
v  Frekuensi ISPA
v  Riwauat Alergi
v  Kebiasaanmerokok
v  Pengguaan obat-obatan
v  Imunisasi
v  Riwayat penyakit keturunan
5.      Riwayat Keluarga, tannyakan:
v  Apakah ada keluarga yang menderita batuk
v  Apakah ada keluarga yang  menderita alergi
v  Apakah ada keluarga yang menderita TBC, Cancer paru
6.      Riwayat Lingkungan
v  Apakah rumah dekat dengan pabrik
v  Apakah banyak asap atau debu
v  Apakah ada keluarga yang merokok
7.      Riwayat pekerjaan, tanyakan :
v  Apakah bekerja pada tempat yang banyak debu,asap
v  Apakah bekerja di pabrik
v  Apakah saat bekerja menggunakan alat pelindung.
II.Pengkajian Fisik
1.      Ispeksi: 
v  Amati bentuk thorax
v  Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya
v  Amati tipe pernapasan  : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma, penggunaan otot Bantu pernapasan
v  Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal
v  Gerakan dada
v   Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea
v  Apakah daa tanda tanda kesadaran meenurun
2.      Palpasi
v  Gerakan pernapasan
v  Raba apakah dinding dada panas
v  Kaji vocal premitus
v  Penurunan ekspansi dada
3.      Auskultasi
v  Adakah terdenganr stridor
v  Adakah terdengar wheezing
v  Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan
4.      Perkusi
v  Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal
v  Hipersonor , adanya tahanan udara
v  Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura
v  Redup/Dullnes, adanya jaringan padat
v  Tympani, terisi udara.
III.Pemeriksaan Diagnostik
         Radiologi
         Analisa Gas Darah
         Darah Lengkap, Urine lengkap.

B. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1.      Ketidak epektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak epektif.
2.      Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan proses inflamasi paru
3.       Intolernsi aktifitas berhubungan dengan kelelahan sekunder terhadap peningkatan  upaya pernapasan
4.      Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam kehilangan cairan , masukan cairan kurang karena dispnea 
5.      Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi paru
6.      Cemas / takut berhubungan dengan hospitalisasi (ICU)
7.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai proses penyakit, prosedur perawatan di rumah sakit.

NURSING DIAGNOSIS
PRIMARY NURSING DIAGNOSIS
1.     Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru
2.     Aadefisit volume cairan berhubungan dengan Respiratory distress, penurunan intake cairan. berhubungan dengan
RELATED NURSING DIAGNOSIS
1.     Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan respiratory distress, anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.
2.     Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan Respiratory distress, lethargy, penurunan intake cairan dan makanan, demam.
3.     Kecemasan : anak berhubungan dengan hospitalisasi, respiratory distress.
NURSING CARE PLAN.
1.     Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru-paru.
Ø   Tujuan :Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif
Ø   Kreteria :
·             RR dalam batas normal, suara nafas bersih, suhu dalam batas normal
·             Tidak ditemukan : batuk, PCH, Retraksi, Sianosis.
·             Jumlah sel darah putih normal.
·             Rongsent dada bersih
·             Saturasi oksigen 85 % - 100  %.
Ø   Intervensi Keperawatan :
1.        Observasi : RR, suhu, suara naafas
2.        Lakukan fioterapi dada kerjakan sesuai jadwal
3.        Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi
4.        Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis
Ø  INITERVENSI KEPERAWATAN
1.     Kaji dan catat
v   Suhu tubuh
v   intake dan output  
v   Tanda / gejala kekurangan cairan
v   Bj urine
2.     Lakukan perawatan  mulut
3.     Beri cairan sesuai advis
4.     Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam  :
v   Monitoring intake dan output
v   Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan
5.     Ciptakan situasi / area yang nyaman
6.     Lakukan suction bila perlu
7.     Periksa  dan catat hasil  X – Ray dada      
8.     Obs. Saturasi oksigen         
9.     Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dlm :
v   Fisioterapi dada
v   Pemberian obat-obatan
v   Mengenali tanda / gejala ketidak efektifan pola nafas
10.   Ciptakan situasi / area yang nyaman

2.     Defisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan, demam
Tujuan : Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat.
Kriteria  :
v   Intake cairan adequat, iv dan atau oral
v   Tidak adanya lethargi, muntah, diare
v   Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab
v   Turgor kulit kembali cepat
v   Urine output normal, Bj urine normal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PADIEN DENGAN DIAKNOSA MEDIS TONSILITIS (AMANDEL)

 A.    DEFINISI

Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 )

B.     ETIOLOGI
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :
1.       Streptokokus Beta Hemolitikus
2.       Streptokokus Viridans
3.       Streptokokus Piogenes
4.       Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah ( droplet infections )

C.    PROSES PATOLOGI
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia.

D.    MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :
1.      nyeri tenggorok
2.      nyeri telan
3.      sulit menelan
4.      demam
5.      mual
6.      anoreksia
7.      kelenjar limfa leher membengkak
8.      faring hiperemis
9.      edema faring
10.  pembesaran tonsil
11.  tonsil hiperemia
12.  mulut berbau
13.  otalgia ( sakit di telinga )
14.  malaise

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1.       Leukosit : terjadi peningkatan
2.       Hemoglobin : terjadi penurunan
3.       Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat

F.     KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :
1.       tonsilitis kronis
2.       otitis media


G.    PENATALAKSANAAN
Penanganan pada klien dengan tonsilitis akut adalah :
1.       penatalaksanaan medis
·          antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin dll
·          antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
·          analgesik
2.       penatalaksanaan keperawatan
·          kompres dengan air hangat
·          istirahat yang cukup
·          pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
·          kumur dengan air hangat
·          pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien

H.    FOKUS PENGKAJIAN
1.       keluhan utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
2.       riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden, perkembangan, efek terapi dll
3.       riwayat kesehatan lalu
·          riwayat kelahiran
·          riwayat imunisasi
·          penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis media )
·          riwayat hospitalisasi
4.       pengkajian umum
usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll
5.       pernafasan
kesulitan bernafas, batuk
                  ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
·          T0 : bila sudah dioperasi
·          T1 : ukuran yang normal ada
·          T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
·          T3 : pembesaran mencapai garis tengah
·          T4 : pembesaran melewati garis tengah
6.       nutrisi
sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan minum, turgor kurang
7.       aktifitas / istirahat
anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
8.       keamanan / kenyamanan
kecemasan anak terhadap hospitalisasi

I.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada tonsilitis akut adalah :
1.       hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
2.       nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
3.       resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia
4.       intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
5.       gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba eustakii

J.      FOKUS INTERVENSI
1.       DP : hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil
Intervensi :
·          Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil atau tidak
·          Pantau suhu lingkungan
·          Batasi penggunaan linen, pakaian yang dikenakan klien
·          Berikan kompres hangat
·          Berikan cairan yang banyak ( 1500 – 2000 cc/hari )
·          Kolaborasi pemberian antipiretik
2.       DP : nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
Intervensi :
·          Pantau nyeri klien(skala, intensitas, kedalaman, frekuensi )
·          Kaji TTV
·          Berikan posisi yang nyaman
·          Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya pelan – pelan melalui mulut
·          Berikan tehnik distraksi untuk mengalihkan perhatian anak
·          Kolaborasi pemberian analgetik
3.       DP : resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia
      Intervensi :
·          Kaji conjungtiva, sclera, turgor kulit
·          Timbang BB tiap hari
·          Berikan makanan dalam keadaan hangat
·          Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi seringsajikan makanan dalam bentuk yang menarik
·          Tingkatkan kenyamanan lingkungan saat makan
·          Kolaborasi pemberian vitamin penambah nafsu makan
4.       DP : intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi :
·          Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
·          Observasi adanya kelelahan dalam melakukan aktifitas
·          Monitor TTV sebelum, selama dan sesudah melakukan aktifitas
·          Berikan lingkungan yang tenang
·          Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien
5.       DP : gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba eustakii
Intervensi :
·          Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien
·          Lakukan irigasi telinga
·          Berbicaralah dengan jelas dan pelan
·          Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika terdapat kesulitan dalam berkomunikasi
·          Kolaborasi pemeriksaan audiometri
·          Kolaborasi pemberian tetes telinga

DAFTAR PUSTAKA

1.      Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.

2.      Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999

3.      Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001

4.      R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta : EGC ; 1997