LAPORAN PORTOFOLIO PATIENT SAFETY
DI RUANG INSTALASI
BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT
ISLAM
SULTAN AGUNG SEMARANG
Bayu Aji Sismanto.,S.Kep
NIM. 690.150.200
Program Studi Profesi Ners 8
FIK Unissula
A.
HARI INI SAYA BELAJAR TENTANG :
Patient safety
B.
PENGERTIAN
Pencegahan terhadap faktor-
faktor yang dapat menyebabkan bahaya pada pasien (American Medical
Assosiation).
C.
TUJUAN
1.
Terciptanya budaya
keselamatan pasien di Rumah Sakit
2.
Meningkatnya
akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
3.
Menurunnya KTD di Rumah
Sakit
4.
Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD
D.
LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN PATIENT SAFETY
1.
Pastikan nama obat,
rupa dan ucapan mirip
2.
Pastikan identitas
pasien
3.
Komunikasi secara
benar saat serah terima pasien
4.
Pastikan tindakan
yang benar pada sisi tubuh yang benar
5.
Kendalikan cairan
elektrolit pekat
6.
Pastikan akurasi
pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7.
Hindari salah
kateter dan salah sambung slang
8.
Gunakan alat
injeksi, sekali pakai
9.
Tingkatkan
kebersihan tangan untuk mencegah INOK
E.
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
1.
Hak pasien
2.
Mendidik pasien dan
keluarga
3.
Keselamatan pasien
dan kesinambungan pelayanan
4.
Penggunaan metode –
metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien
5.
Peran kepemimpinan
dalam meningkatkan keselamatan pasien
6.
Mendidik staf
tentang keselamatan pasien
7.
Komunikasi yang
merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
F.
PERAN PERAWAT
DALM PENERAPAN PATIENT SAFETY DI KAMAR BEDAH
1. Sign in
a. Sign in, merupakan verifikasi pertama sesaat pasien tiba
di ruang terima atau ruang persiapan.
b. Evaluasi kembali rekam
medis pasien yang bersangkutan berkaitan dengan identitas, hasil
pengukuran vital sign terakhir, kelengkapan dokumen termasuk surat persetujuan
pembedahan atau formulir persetujuan operasi
c. Riwayat alergi
d. Resiko kehilangan darah saat pembedahan
e. Resiko gangguan pada jalan nafas
f. Konfirmasi lokasi pada tubuh yang akan dimanipulasi oleh
pembedahan
g. Konfirmasi kesiapan peralatan serta jenis anasthesi yang
akan digunakan.
2. Time out
a. Verifikasi dilaksanakan ketika pasien sudah siap di atas
meja operasi, sudah dalam keadaan terbius, dimana team anasthesi dalam keadaan
siaga dan team bedah telah dalam posisi sterile.
b. Scrub nurse yg memberikan kode untuk dilakukan time out.
Sirkulator membacakan dan melakukan dokumentasi.
c. Team bedah kembali mengkonfirmasi tentang pasien, lokasi
insisi pada tubuh pasien, prosedur yang akan dijalankan dan kemungkinan
kesulitan teknik pembedahan yang dihadapi selama proses berlangsungnya operasi.
d. Di sisi lain perawat bedah diwajibkan untuk menyatakan
kesiapan alat / instrumen, keadaan sterilitas alat dan termasuk perhitungan
jumlah kasa.
e. Pada
kesempatan ini diungkapkan juga mengenai obat antibiotika profilaksis yang
telah diberikan beserta hasil pemeriksaan penunjang seperti x-ray dan lain-lain
yang sewaktu waktu mungkin diperlukan operator ketika menjalankan operasinya
f. Kemungkinan resiko pembiusan selama berlangsungnya
operasi menjadi kewajiban team anasthesi untuk menyampaikannya.
3. Sign out
a. Scrub nurse yang akan memberikan kode untuk dilakukan
sign out.
b. Dilakukan sebelum penutupan rongga tubuh pasien yang
dioperasi.
c. Hitungan jumlah instrumen, jarum dan kasa secara benar,
disaksikan oleh perawat sirkulator dan didokumentasikan.
d. Pemberian label sesuai identitas pasien pada jaringan
yang telah diangkat dari tubuh pasien. ( peran perawat sirkulator )
e. Dokter bedah sebagai operator beserta dokter anasthesi
menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa pemulihan pasien dan
perawatan pasca operasi selanjutnya
|
Semarang, 23
November 2016
Mahasiswa
Bayu Aji Sismanto.,S.Kep
NIM. 690.150.200
|
No comments:
Post a Comment