*-* PROFESIONAL NURSE *-* ENDOSKOPI SALURAN CERNA DAN PERNAFASAN *-* *-* INSTAGRAM *-* @bayuajisismanto *-* *-* ENDOSCOPY UNIT *-* GASTROSCOPY, KOLONOSCOPY, BRONCOSCOPY, DUODENOSKOPI *-*

CARI INFORMASI DISINI

POSTINGAN TERPOPULER

Wednesday 14 June 2017

PERBEDAAN BLS dengan SISTEM ABC DAN CAB - AHA 2015 oleh Bayu Aji Sismanto

PERBEDAAN
Langkah-Langkah BLS Sistem ABC dengan CAB
oleh Bayu Aji Sismanto



Skema 1.1 
No
ABC
CAB
1
Memeriksa respon pasien
Memeriksa respon pasien termasuk ada/tidaknya nafas secara visual.
2
Melakukan panggilan darurat dan mengambil AED
Melakukan panggilan darurat
3
Airway (Head Tilt, Chin Lift)
Circulation (Kompresi dada dilakukan sebanyak satu siklus 30 kompresi, sekitar 18 detik)
4
Breathing (Look, Listen, Feel, dilanjutkan memberi 2x ventilasi dalam-dalam)
Airway (Head Tilt, Chin Lift)
5
Circulation (Kompresi jantung + nafas buatan (30 : 2))
Breathing ( memberikan ventilasi sebanyak 2 kali, Kompresi jantung + nafas buatan (30 : 2))
6
Defribilasi
Alasan untuk perubahan sistem ABC menjadi CAB adalah :
·           Henti jantung terjadi sebagian besar pada dewasa. Angka keberhasilan kelangsungan hidup tertinggi dari pasien segala umur yang dilaporkan adalah henti jantung dan ritme Ventricular Fibrilation (VF) atau pulseless Ventrivular Tachycardia (VT). Pada pasien tersebut elemen RJP yang paling penting adalah kompresi dada (chest compression) dan defibrilasi otomatis segera (early defibrillation).
·           Pada langkah A-B-C yang terdahulu kompresi dada seringkali tertunda karena proses  pembukaan jalan nafas (airway) untuk memberikan ventilasi mulut ke mulut atau mengambil alat pemisah atau alat pernafasan lainnya. Dengan mengganti langkah menjadi C-A-B maka kompresi dada akan dilakukan lebih awal dan ventilasi hanya sedikit tertunda satu siklus kompresi dada (30 kali kompresi dada secara ideal dilakukan sekitar 18 detik).
·           Kurang dari 50% orang yang mengalami henti jantung mendapatkan RJP dari orang sekitarnya. Ada banyak kemungkinan penyebab hal ini namun salah satu yang menjadi alasan adalah dalam algoritma A-B-C, pembebasan jalan nafas dan ventilasi mulut ke mulut dalam Airway adalah prosedur yang kebanyakan ditemukan paling sulit bagi orang awam. Memulai dengan kompresi dada diharapkan dapat menyederhanakan prosedur sehingga semakin banyak korban yang bisa mendapatkan RJP. Untuk orang yang enggan melakukan ventilasi mulut ke mulut setidaknya  dapat melakukan kompresi dada.
      Penggunaan Sistem ABC Saat ini :
1.   Pada  korban tenggelam atau henti nafas maka petugas sebaiknya melakukan RJP konvensional (A-B-C) sebanyak 5 siklus (sekitar 2 menit) sebelum mengaktivasi sistem respon darurat.
2.      Pada bayi baru lahir, penyebab arrest kebanyakan adalah pada sistem pernafasan maka RJP sebaiknya dilakukan dengan siklus A-B-C kecuali terdapat penyebab jantung yang diketahui.




DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ashar. Maret 2011. Planning cardiac emergency medical service with Mobile application in aceh rural. http://www.acehpublication.com/adic2011/ADIC2011-039.pdf. diakses Kamis, 20 September 2012 pukul 08:30 WIB.
Tirti Lasprita. 3 September 2012. Bantuan Hidup Dasar (BLS). http://www.scribd.com/doc/84871056/Bantuan-Hidup-Dasar. diakses Kamis, 20 September 2012 pukul 08:30 WIB.

No comments:

Post a Comment