Gastroskopi - Tindakan Endoskopi
Saluran Pencernaan bagian atas
post by 06051994
Gastroskopi atau endoskopi saluran pencernaan bagian atas (upper gastrointestinal endoscopy). Prosedur pemeriksaan kondisi kerongkongan, perut, dan usus dua belas jari (duodenum) dengan menggunakan alat pemindai bernama endoskop, yaitu selang tipis dan fleksibel yang dilengkapi lampu dan kamera.
Secara spesifik, berikut adalah kondisi-kondisi yang dapat terlihat saat dilakukan gastroskopi:
- Gastritis atau peradangan lambung.
- Tukak lambung.
- Ulkus duodenum.
- Gastroesophageal reflux disease (GERD), yaitu kebocoran pada lambung yang mengakibatkan asam lambung naik ke kerongkongan.
- Penyakit celiac, yaitu gangguan pencernaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan pasien mengonsumsi gluten.
- Penyakit Barrett’s esophagus, yaitu kelainan sel pada dinding kerongkongan (esofagus).
- Hipertensi porta dan varises esofagus.
- Kanker lambung.
Selain secara visual, kondisi tersebut dapat dipastikan dengan
pengambilan sampel jaringan lambung (biopsi) menggunakan alat endoskop
untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Biasanya kondisi-kondisi di atas dapat akan menimbulkan gejala, seperti:
- Nyeri ulu hati.
- Rasa panas di dada.
- Mual dan muntah secara berulang.
- Sulit menelan (disfagia).
- Muntah darah.
- Buang air besar berwarna hitam.
- Anemia.
Selain untuk mendiagnosis, gastroskopi juga dapat digunakan untuk
mengatasi kondisi tersebut, misalnya mengangkat tumor atau polip,
menghentikan perdarahan, melebarkan saluran pencernaan yang menyempit
akibat GERD, kanker lambung, atau karena radiasi.
Peringatan Gastroskopi
Prosedur gastroskopi sebaiknya tidak dilakukan pada pasien yang mengalami syok, serangan jantung, infeksi selaput perut (peritonitis),
perobekan lambung dan usus 12 jari (perforasi), atau infeksi berat.
Selain itu, prosedur gastroskopi pada pasien yang memiliki penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, penurunan kesadaran, atau tidak kooperatif, juga perlu berhati-hati.
Jika pasien akan menjalani proses biopsi, sebaiknya berhati-hati apabila sedang mengonsumsi obat antikoagulan, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), metformin, atau sedang suntik insulin. Hal ini berisiko menimbulkan perdarahan saat biopsi.
Jika Anda alergi terhadap salah satu obat penenang, beritahu dokter agar obat dapat disesuaikan.
Sebelum Gastroskopi
Pasien akan diminta untuk berpuasa selama 4-8 jam sebelum gastroskopi
untuk mengosongkan lambung dan usus. Pasien masih diperbolehkan untuk
mengonsumsi air putih 2-3 jam sebelum prosedur. Ikuti saran dokter untuk
menghentikan obat-obatan agar terhindar dari efek samping dan
komplikasi.
Pasien akan diminta untuk melepaskan kacamata, lensa kontak, dan gigi
palsu sebelum prosedur dilakukan. Pihak rumah sakit juga akan
memberikan pakaian khusus dan penahan mulut untuk digunakan.
Prosedur Gastroskopi
Dokter penyakit dalam
konsultan saluran pencernaan (KGEH) akan merebahkan pasien dan
memberikan semprotan anestesi lokal ke dalam mulut pasien untuk membuat
tenggorokan menjadi baal. Jika diperlukan, pasien akan diberikan
suntikan obat penenang, terutama pada anak-anak.
Pasien dibaringkan di atas meja pemeriksaan dengan posisi tubuh
miring ke arah kiri dan dokter akan memasukkan endoskop ke dalam
tenggorokan. Pasien akan diminta untuk menelannya agar dapat terdorong
ke dalam kerongkongan. Pasien mungkin akan merasa tidak nyaman pada
tahap ini, namun rasa tersebut akan mereda saat alat mulai terdorong ke
dalam.
Dokter kemudian akan memeriksa jika terdapat kelainan di sekitar
kerongkongan, lambung, hingga usus dua belas jari melalui pemindaian
kamera yang tersambung pada layar monitor. Apabila ditemukan kelainan
tertentu, dokter akan merekamnya untuk menentukan diagnosis dan tindakan
lebih lanjut. Saat ini dokter dapat memasukkan udara untuk mempermudah
pemeriksaan. Pasien mungkin akan merasa kembung dalam proses ini, tetapi
akan membaik sesaat setelah prosedur dilakukan. Jika diperlukan, akan
diambil sampel jaringan esofagus, lambung atau usus 12 jari, untuk
diperiksa di laboratorium.
Seperti telah dikatakan, gastroskopi
juga dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit tertentu. Misalnya untuk
mengangkat polip, atau mengikat pembuluh darah dan menyuntikan zat kimia
(sclerotherapy) untuk menghentikan perdarahan. Jika pasien mengalami penyempitan pada kerongkongan, dokter akan memasukkan balon atau stent melalui endoskop pada kerongkongan untuk melebarkannya.
Setelah prosedur selesai, dokter akan mengeluarkan endoskop secara
perlahan melalui mulut pasien. Secara umum, prosedur gastroskopi
memerlukan waktu 15-30 menit, tergantung dari jenis pemeriksaan dan
tindakan lanjutan yang dilakukan.
Sesudah Gastroskopi
Umumnya pasien diperbolehkan untuk pulang dan beraktivitas seperti
biasa setelah menjalani prosedur gastroskopi. Namun, akan
dipertimbangkan juga kondisi kesehatan pasien sebelum melakukan
gastroskopi. Misalnya pasien yang mengalami muntah darah akan disarankan
menjalani rawat rawat inap untuk menstabilkan kondisi akibat kehilangan
darah. Bagi pasien yang diberikan suntikan obat penenang, pasien tidak
diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan, mengoperasikan alat berat,
atau mengonsumsi alkohol selama 24 jam setelah prosedur. Disarankan
untuk menghubungi keluarga atau kerabat untuk menemani dan mengantarkan
pulang.
Hasil pemindaian umumnya akan diberitahukan pada pasien dalam
hitungan jam. Namun, jika diperlukan analisa mendalam, pasien akan
diminta untuk menemui dokter yang merujuknya setelah beberapa hari untuk
membicarakan hasil pemeriksaan dan diagnosis lebih lanjut.
Pasien mungkin akan merasakan kembung, kram perut, atau nyeri
tenggorokan selama beberapa jam atau beberapa hari setelah prosedur
gastroskopi. Ini merupakan kondisi normal dan akan mereda dengan
sendirinya. Pola makan juga akan disesuaikan agar dapat mempercepat
proses pemulihan. Jika efek samping memburuk atau Anda mengalami efek
samping yang lain, segera konsultasikan dengan dokter.
Komplikasi Gastroskopi
Gastroskopi memiliki risiko komplikasi yang sangat jarang. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain reaksi alergi
terhadap obat penenang, pneumonia aspirasi, perdarahan, atau robeknya
esofagus, lambung, serta usus 12 jari setelah prosedur dilakukan.
Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala, seperti:
- Mual dan muntah.
- Demam.
- Merasakan sensasi panas di sekitar area yang disuntik obat penenang.
- Nyeri perut hebat.
- Sesak napas.
- Muntah darah.
- Buang air besar berwarna hitam.