Judul :
Panduan Pelaksanaan Early Warning System (EWS) di Rumah Sakit
Label :
Masuk dalam Akreditasi JCI Chapter Care of Patients (COP),
Akreditasi (SNARS-KARS) Chapter Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
Penyusun : Bayu Aji Sismanto, S.Kep., Ners.
Email : bayuajisismanto@gmail.com
Deskripsi :
Pengenalan Perubahan Kondisi Pasien dengan Menggunkan metode Early Warning System.
Dasar :
Untuk memantau adanya perubahan keadaan umum pada pasien, untuk mengurangi angka pemanggilan code blue, sehingga penanganan pasien dilakukan sebelum pasien jatuh ke kondisi henti nafas dan henti jantung.
Petunjuk Umum :
1. Early Warning Skor (EWS) tidak menggantikan penilaia klinis yang kompeten
2. Ketika anda khawatir tentang perawatan pasien harus ditingkatkan, perawatan dapat ditingkatkan terlepas dari skor.
3. EWS dilanjutkan skrining untuk Sepsis saat ada EWS dari ≥ 4 (atau 5 jika pasien menggunakan oksigen tambahan)
4. Beberapa pasien mungkin memerlukan pemeriksaan medis segera namun tidak akan memicu skor tinggi.
5. Protokol diaktifkan dengan skor 3 dalam satu parameter atau total skor 3.
6. Observasi dan pencatatan Early Warning Skor (EWS) ini dilakukan:
Pada saat masuk :
I. Setiap 8 jam (sesuai protokol RS)
II. Sesuai clinical pathway
III. Jika pasien mengalami perubahan kondisi
IV. Jika anda khawatir tentang perubahan kondisi pasien
Ruang Lingkup :
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Maternal dan Perinatal
3. Ruang Nifas
4. Ruang Perinatologi
Metode yang digunakan :
1. Untuk Pasien Dewasa menggunakan : Modified Eraly Warning System
2. Untuk Pasien Anak-anak menggunakan : Pediatric Early Warning System
3. Untuk Pasien Obstetry menggunakan : Modified Obstetric Warning System
Gambar 1. Table National Early Warning Score (NEWS)
Tata
Laksana Skoring EWS
Pasien Dewasa : Modified Eraly Warning
System
|
SKOR
|
RESPON KLINIS
|
0
|
|
1 - 4
|
-
Masing-masing perawat penangungjawab
pasien dan dokter jaga ruangan melakukan pengkajian, kemudian
memustuskan apakah frekuensi monitoring perlu ditingkatkan atau
pasien tersebut membutuhkan tindakan medis penunjang seperti,
rekam jantung, pemberian oksigen, periksa laboratorium CITO.
-
Monitoring TTV dilakukan setiap 4 jam
sekali
|
≥ 5 atau
skor 3 dari salah satu parameter
|
-
Perawat penanggungjawab pasien
menghubungi RRT (dokter jaga ruangan, PJ shiff dinas perawat
ruangan/ PJ shiff dinas perawat ICU) melakukan pengkajian kepada
pasien.
-
Dokter jaga dapat memutuskan pasien
ditransfer ke IMC/ICU dengan tambahan klinis yang didapat dari
hasil pengkajian.
-
Monitoring TTV dilakukan setiap 1 jam
sekali
|
≥ 7
|
-
Pengkajian emergency dilakukan oleh
dokter jaga dan segera menghubungi Dokter Penanggungjawab Pasien
(DPJP)
-
Transfer pasien ke IMC/ICU
-
Monitoring TTV dilakukan 15 menit sekali
|
Pasien Anak-anak : Pediatric Early Warning
System
|
SKOR
|
RESPON KLINIS
|
0 - 2
|
|
3
|
-
Menghubungi penganggjawab shiff dinas
perawat
-
PJ dan perawat penggangungjawab pasien
dan dokter jaga membuat rencana oengkajian ulang PEWS dan
intervensi
-
Observasi selama intervensi berlangsung
-
Laporn DPJP
|
4
|
-
Menghubungi dokter jaga dan aktifkan RRT
-
Dokter jaga menghubungi DPJP
-
Observasi selama intervensi berlangsung
-
Pertimbangan masuk PICU sesuai dengan
klinis pasien
|
5 atau skor 3 pada sala satu parameter
|
|
Pasien Anak-anak : Pediatric Early Warning System (PEWS)
1. PEWS digunakan pada pasien anak/ pediatrik ( berusia saat lahir-16 tahun)
2. PEWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen pengakit akut, mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon klinis yang tepat waktu dan sesuai.
3. PEWS tidak digunakan pada:
a. pasien dewasa lebih dari 16 tahun
b. Pasien anak dengan TOF (Tetralogi of Fallot), sindrom VACTERL
4. PEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen prehospital pada kondisi akut oleh first responder seperti pelayanan ambulans, pelayanan kesehatan primer, Puskesmas untuk mengoptimalkan komunikasi kondisi pasien sebelum diterima rumah sakit tujuan.
Sumber yang digunakan / Daftar Pustaka :
Materi Workshop “National Early Warning System” HIPERCCI Yogyakarta, 30 September 2017 materi dimodifikasi oleh Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
Patien Safety Programme, 2016, Buku Saku Penerapan Mutu dan Keselamatan Pasien, Bekasi, RS Awal Bros Bekasi.
Rismala Dewi, Pediatric Early Warning Score , Sari Pediatri, Vol. 18, No. 1, Juni 2016, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Hendra Firmansyah, 2017, Materi Seminar Peran Perawat dalam Penanganan Kegawatan Klinik di RS (PENERAPAN EARLY WARNING DAN CODE BLUE SYSTEM), RSCM, Jakarta.