*-* PROFESIONAL NURSE *-* ENDOSKOPI SALURAN CERNA DAN PERNAFASAN *-* *-* INSTAGRAM *-* @bayuajisismanto *-* *-* ENDOSCOPY UNIT *-* GASTROSCOPY, KOLONOSCOPY, BRONCOSCOPY, DUODENOSKOPI *-*

CARI INFORMASI DISINI

POSTINGAN TERPOPULER

Iklan Artikel 13092024

Sunday, 14 February 2016

Komunikasi Sesuai Tahapan Usia oleh : Bayu Aji Sismanto



Komunikasi Sesuai Tahapan Usia
oleh : Bayu Aji Sismanto

-          Perkembangan bahasa
BBL > waktu lahir menangis, udara masuk melalui pita suara, 2-3 minggu tangisan menjadi berbeda.
Bayi > 2 – 3 bulan mulai babling, 7 bulan mengulang suara yang didengar, 10 – 12 bln berekasi pd kata yg dkenal, satu kata mulai diucapkan.
Toddler (2-3 thn) > 2 tahun mulai punya 50 kata meningkat dgn cepat sampai 800 – 1000 kata, mengerti symbol dalam bentuk kata, gambar, kesalahan tata bahassa masih ada.
Pra Sekolah > 4 tahun pembendaharaan kata 1600 kata dpt membuat kalimat 5-6 ejaan yang kekanak”an mulai hilang.
Masa sekolah > 6 tahun sanggup membentuk struktur kalimat, pembicaraan egosentris berkurang, pembendaharaan kata bertambah, dialek dan kata – kata umpatan, 8 – 12 th mulai suka membual.
Remaja > mengunakan bahasa dari grup yang kecil, pembicaraan mengambarkan sudah mengenal hipotesa.
Dewasa > kesanggupan penuh untuk berbicara, pembicaraan mengambarkan spesialisasi.

-          Bayi (Lahir -12 bulan)
# Usahakan memenuhi kebutuhan bayi secepat mungkin.
# Gunakan komunikasi nonverbal: mengelus, menyentuh, mengengam, gerakan seperti mengayun untuk member kenyamanan dan menenangkan bayi.
# Berbicara dengan lembut dan sering tersenyum karena bayi member respon terbaik pada suara nada tinggi yang lembut.
# Usahakan mempertahankan rutinitas normal bayi, seperti jam minum, makan dan tidur.
# Mempertahankan orang tua berada dekat sehingga bayi dapat melihat mereka, terutama bagi bayi berusia 9 – 18 bulan saat kecemasan terhadap orang asing sering kali menjadi masalah.
# Libatkan orang tua dlm menenangkan bayi, seta saat member makan, menganti baju, memandikan.
# Berkomunikasi dgn bermain (Ciluk ba, mainan).
# Hindari stimulasi berlebihan saat bayi dalam distress fisik atau menarik diri.
-          Batita (1-2 Tahun)
# Panggil anak sesuai nama yang digunakan anak tersebut bagi dirinya.
# Pelajari dan gunakan kata” yg dipakai anak untuk ke kamar mandi, makan, dan mandi.
# Gunakan pesan yang pendek dan jelas.
# Izinkan mobilitas, duduk, berjalan terutama setelah prosedur.
# Ingatkan bahwa perilaku protes seperti tantrum / mengamuk dpt digunakan untuk mengatasi tekanan.
# Persiapkan batita untk saat yg menyakitkan sebelum terjadi, dukung serta tenangkan setelahnya.
# Izinkan anak mengenakan benda yang dikenalnya, sprit boneka untuk membuatnya merasa aman, terutama selama situasi menekan.
# Kenali langkah mundur dan kecemasan perpisahan sbg respon normal batita terhadap situasi yang menekan.
# Jangan sentuh anak tanpa persetujuanya, salaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan rasa cemas.

-          Pra Sekolah (3 – 5 tahun)
# Gunakan kata” sederhana dan kalimat pendek, krna anak pra sekolah memiliki rentang perhatian yg pendek.
# Berbicara dalam suara lembut, bernada rendah.
#Pertahankan sejumlah kontak mata jika dapat diterima oleh anak tersebut.
# Jelaskan Intervensi mengunakan permainan terapi.
# Berikan pilihan, Misal : Adek mau sereal atau telur untuk sarapan.
# Izinkan anak mengambar apa yang ada dipikirkanya.
# Pandanglah kecemasan akan perpisahan, langkah mundur sbg respon umum terhadap tekanan.



-          Usia Sekolah (6-12 tahun)
# Gunakan beberapa kosa kata anak dalam penjelasan.
# Nilai persepsi anak mengenai situasi sebelum memulai penjelasan.
# Buatlah gambar untuk mendemonstrasikan prosedur.

-          Remaja (13-18 Tahun)
# Luangkan waktu untuk menciptakan hubungan dengan mendengarkan dan tidak menghakimi.
# Yakinkan remaja akan kerahasian, dalam batas tertentu.
# Gunakan istilah anatomi yg benar mengenai kondisi dan pemeriksaan.
# Izinkan remaja untuk berpartisipasi dalm keputusan mengenai asuhannya, menggunakan istilah yang konkret dan abstrak, mendukung mereka untuk bertangung jawab akan tubuhnya.
# Hindari gaya Otoriter, izinkan remaja berbicara.
# Hargai privasi remaja, izinkan privasi fisik dan kesopanan.

-          Dewasa
# Prinsip : komunikasi efektif Dan teraupetik
# guanakan verbal dan non verbal secara bersamaan.
# Perhatikan situsai dan kondisi dan hal – hal lain yg dpt mengganggu komunikasi.
# Sadari Bahwa beberapa terhadap perang dewasa mungkin menggunakan nada merendahkan terhadap perawat yg lebih muda. Hargai tapi tunjukan  pengetahuan anda yg luas, menegaskan keahlian anda.

-          Usia Lanjut
# berkomunikasi dgn lansia cukup berbeda.

 
-          Komunikasi pada Usia Lanjut :
. Memerlukan kecepatan yg lebih lambat
. Hindari nama yg merendahkan, missal ‘nenek’, ‘sayang’, selalu mulai secara formal dan Tanya pasien dgn nama apa lebih suka dipanggil.
. Hargai sudut pandang klien, krn mungkin terdapat perbedaan antar generasi
. Bahwa diri secara teraupetik, dan perhatikan adanya penurunan fungsi bicara, pendengaran, memori, perubahan social.

Iklan Bawah Postingan