Bagaimanakah
hukum meminum arak walaupun cuma satu tetes, haram atau halal? boleh atau
dilarang? mari kita sejenak membaca dengan seksama:
Allah
Subhanahu wata’ala berfirman :
“Sesungguhnya
(minuman) arak, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah
adalah perbutan keji termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al Maidah :90).
Perintah
untuk menjauhi adalah salah satu dalil paling kuat tentang haramnya sesuatu. Di
samping itu, pengharaman arak sebagaimana disebutkan ayat di atas disejajarkan
dengan pengharaman berhala-berhala, yakni tuhan orang-orang kafir dan
patung-patung mereka. Karena itu tak ada lagi alasan bagi orang yang
mengatakan, ayat Alqur’an tidak mengatakan minuman arak itu haram tetapi hanya
mengatakan jauhilah!!
Dalam
sunnahnya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan tentang ancaman bagi
peminum arak, sebagaimana yang diriwayatkan Jabir Radhiallahu’anhu dalam sebuah
hadits marfu’:
“Sesungguhnya
Allah Subhanahu wata’ala memiliki janji untuk orang-orang yang meminum minuman
keras, akan memberinya minum dari Thinatul khabal” mereka bertanya : “
wahai Rasulullah, apakah Thinatil khabal itu ? beliau menjawab :
keringat ahli neraka atau cairan kotor (yang keluar dari tubuh) penghuni neraka
(HR Muslim : 3/1587).
Dalam
hadits marfu’ Ibnu Abbas meriwayatkan :
“Barang
siapa meninggal sebagai peminum arak, maka ia akan bertemu dengan Allah
dalam keadaan seperti penyembah berhala” (HR Ath Thabrani, 12/45, Shahihul
Jami’ : 6525)
Saat ini
jenis minuman keras dan arak sangat beragam. Nama-namanya juga sangat
banyak baik dengan nama lokal maupun asing. Di antaranya, bir, wiski,
alkohol, vodka, sampanye, arak, dan sebagainya.
Di zaman
ini pula, telah muncul golongan manusia sebagaimana disebutkan Nabi
Shallallahu’alaihi wasallam dalam sabdanya :
“Sungguh
akan ada dari umatku yang meminum arak, (tetapi) mereka menamakannya
dengan nama yang lain” (HR Ahmad, 5/342, Shahihul Jami’ : 5453).
Mereka
tidak menamakannya arak, tetapi menamakannya dengan nama lain, untuk menipu dan
memperdaya orang. “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman,
padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar” (Al
Baqarah : 9).
Syariat
Islam telah memberikan definisi agung tentang khamar (minuman keras),
sehingga membuat jelas masalah dan memotong tipu daya, fitnah dan permainan
orang-orang yang tidak takut kepada Allah. Definisi itu adalah sebagaimana di
sabdakan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :
“Setiap
yang memabukkan adalah khamar, dan setiap yang memabukkan adalah haram”
(HR Muslim : 3/ 1587).
Jadi,
setiap yang merusak akal dan memabukkan adalah hukumnya haram, sedikit atau
banyak, juga meskipun namanya berbeda-beda, sebab pada hakekatnya jenis
minumannya tetap satu dan hukumnya telah diketahui oleh kalangan umum.
Hadits
yang mengatakan, “semua yang banyak jika memabukkan, maka sedikitpun
diharamkan” [diriwayatkan Abu Dawud dengan No : 3681, tertera dalam Shahih beliau
dengan no : 3128)
Yang
terakhir dan ini merupakan wejangan dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam
kepada para peminum Khamar, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa
minum khamar dan mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh
pagi, dan jika meninggal ia masuk neraka. (tetapi) manakala ia bertaubat, Allah
akan menerima taubatnya. Dan jika kembali lagi minum dan mabuk, maka shalatnya
tidak diterima selama empat puluh pagi, jika meninggal ia masuk neraka,
(tetapi) manakala ia bertaubat, Allah menerima taubatnya. Dan jika kembali lagi
minum dan mabuk, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi, jika
meninggal ia masuk neraka, (tetapi) manakala ia bertaubat, Allah menerima
taubatnya. Dan jika (masih) kembali lagi (minum khamar) maka adalah hak Allah
memberinya minum dari radghatul khabal pada hari kiamat” mereka bertanya
: “Wahai Rasulullah, apakah radghatul khabal itu? beliau menjawab :
“cairan kotor (yang keluar dari tubuh) penghuni neraka” (HR Ibnu Majah,
3377, shahihul Jami’ 6313)
Jika
gambaran keadaan peminum minuman keras adalah sebagaimana yang kita
ketahui di muka, maka bagaimana pula dengan gambaran keadaan orang-orang yang
melakukan sesuatu yang lebih keras dan berbahaya dari itu, yakni sebagai
pecandu narkotika dan sebagainya?