M A K A
L A H
ETIKA KEPERAWATAN
ISLAM
Oleh :
Bayu Aji Sismanto
30901201382
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam
menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal,
jasmani, harta, dan keturunannya. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas
berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya
tentang tuntunan kesehatan.Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam
kehidupan, islam pun memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun
hadits yang berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan
tentang menjaga kesehatan:Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah:
222)
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang
memberikan pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat
sebuah makalah yang berjudul “Paradigma Keperawatan Dalam Islam”.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana sejarah keperawatan Islam?
- Apa pengertian keperawatan?
- Apa pengertian Paradigma Keperawatan dalam Islam ?
- Apa saja komponen-komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam?
- Apa saja prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan?
- Apa peran Keperawatan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Pada
penulisan kami ini memberikan sebuah penjelasan tentang paradigma keperawatan
dalam islam agar kita sebagai seorang muslim dapat mengaplikasikan dalam
praktik keperawatan. Selain itu penulisan ini kami buat untuk memenuhi tugas
pengantar profesi keperawatan. Demikianlah penulisan ini kami buat semoga
bermanfaat bagi semuanya terkhusus bagi penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Keperawatan Islam
Untuk
dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasul untuk
mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah Binti Sa’ Ad Al-
Asalmiya, Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan
keperawatan lainnya baik dijaman rasul maupun sesudah kerasulan.
Banyak
perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ ad, mereka lebih
mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence
Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris. Apabila kita
mau menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh
dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di
karenakan kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka,
tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab di mana Islam
telah diajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan terutama
dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam
ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai-nilai
kesehatan seperti: pentingnya menjaga kebersihan diri (Personal Hygiene),
menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain
sebagainya.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah
binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di
Yatsrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut
Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan
saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan
dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid
Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia
menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga
mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah
SAW juga memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu olehnya.
Rufaidah juga melatih beberapa kelompok wanita untuk
menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta ijin kepada rasul untuk
ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka dan rasul
pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia
keperawatan.
Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas
masyarakat, kepada anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai
kepribadian yang luhur danempati sehingga memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting
bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi dan sisi kemanusiaan
(human touch) jadi seimbang.
Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah
Islam dan kami akan menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam
dunia Islam dari masa ke masa.
- Masa penyebaran Islam (The Islamic Period) 570 – 632 M. Pada masa ini keperawatan sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), pada masa inilah Rufaidah binti Sa’ ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan.
- Masa setelah Nabi (Post prophetic era) 632 – 1000 M. Masa ini setelah nabi wafat, pada masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh Islam dalam dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna (Avicenna), Abu Bakar ibnu Zakariya Ar-Razi (Ar-Razi), bahkan Ar-Razi sendiri menulis dua karangang tentang ”The Reason why some persons and common people leave a physician even if he is clever“.
- Masa pertengahan 1000 – 1500 M. Pada masa ini Negara-negara arab membangun rumah sakit dengan baik dan mengenalkan perawatan orang sakit, dan di rumah sakit tersebut dimulai pemisahan antara kamar perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai sekarang banyak diikuti semua rumah sakit di seluruh dunia.
- Masa Modern ( 1500 – sekarang ). Pada masa inilah perawat-perawat asing dari dunia barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa ini seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo.
Jadi,
demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan kami ingin mengajak
para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan sudah dimulai oleh
islam terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah ada di jaman rasul.
Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita,
manakala kita lakukan dengan penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh
karenanya untuk dapat melaksanakan tugas profesi yang bernilai ibadah tentunya
perlu dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita yakini bersama.
B. Pengertian Keperawatan
Pengertian
keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) “Nursing is based upon art and
science which would the attitudes, intellectual competencies and technical
skills of the individual nurse into the desire and ability to help people sick
or well cope with their health needs, and may be carried out under general of
specific medical direction”
Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug
proses kehidupan manusia.
Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah
yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal.
Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita
kaitkan kepada komponen paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu
perlu kita memahami pengertiannya paradigma keperawatan dalam Islam
C. Pengertian dan Komponen-Komponen
Paradigma Keperawatan Dalam Islam
Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang,
persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan
profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.
Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam
memiliki empat komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:
1. Manusia Dan Kemanusiaan.
Firman
Allah SWT:
Artinya: “ Sesungguhnya
kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin:
4)
Berdasarkan
dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik bentuknya
dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis,
dimana
makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah kepada
manusia kecuali Iblis.
Dalam
Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar dan An-Naas.
Al-Basyar
mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat
dilihat, memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya.
An-Naas. Mengindikasikan
bahwa manusia adalah mahluk social.
Sebagaimana
firman Allah SWT.
Artinya:
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Manusia memiliki tiga komponen antara lain:
a. Jasad
(fisik )
Artinya:
”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan
tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8 )
b. Ruh.
Artinya:
”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh
(ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS.
Shaad: 72)
c. Nafs
(jiwa)
Artinya:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
2.
Lingkungan
·
Lingkungan Internal:
Lingkungan
yang berada dalam diri manusia, meliputi:
Genetik,
struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual.
·
Lingkungan Eksternal:
Lingkungan
sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kesehatan maupun perawatan, meliputi:
Lingkungan
fisik, biologis, social, cultural dan spiritual
3. Sehat dan
Kesehatan
Sehat adalah
suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek
jasmani, rohani dan social.
Dilandasi
oleh Firman Allah SWT:
Artinya:
”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Serta Hadist
Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan
punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan
kepadanya“
Upaya
kesehatan adalah sebagai berikut:
·
Promotif
Firman Allah
SWT:
Artinya:
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS.
Al-Baqarah: 195)
·
Prefentif
Firman Allah
SWT:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” ( QS. At-Tahrim : 6)
·
Kuratif
Firman Allah
SWT:
Artinya:
“Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. Asy-Syuara: 80)
·
Rehabilitatif.
Sesungguhnya
Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du: 11)
4.
Keperawatan.
Adalah suatu
manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan
dan amal.
D. Prinsip-prinsip Islam dalam
Kesehatan
Dalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa
prinsip tentang kesehatan. Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:
- Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta benda umat manusia
- Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah
- Justice
- Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi
E. Peran Keperawatan Islam
Sebagai seorang perawat islam perlu adanya peran
terhadap ilmu keperawat tersebut. Peran yang dapat kita lakukan antara lain:
Mengintegrasikan Nilai-nilai
Keislaman dalam Ilmu Keperawatan
Islam
mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu
terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di
integrasikan terhadap ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya
pengintegrasian ini dimaksudkan akan terciptanya seorang perawat yang
bercirikan agama Islam.
Mengaplikasikan Nilai-nilai
Keislaman dalam Ilmu Keperawatan
Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya
realisasi dari pada nilai-nilai tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik
keperawatan.
Misalnya
ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam, dan pasien
tersebut memiliki penyakit yang apabila terkena air maka penyakit tersebut
bertambah. Maka seorang perawat tersebut perlu untuk mengajarkan bertayamum
kepada pasien/klien agar klien tidak bertambah sakitnya, namun tidak pula
meninggalkan ibadahnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan dalam islam tidak hanya menjalankan
pekerjaannya sebagai profesi tetapi sebagai bentuk syiar islam, yang
mengintegrasikan nilai-nilai keislaman serta mengaplikasikannya dalam praktik
keperawatan.
Oleh karena itu empat komponen dari paradigma
keperawatan dalam Islam perlu untuk lebih dicermati sehingga terciptanya
seorang perawat professional yang Islami.
B. Penutup
Demikianlah penulisan kami ini semoga penulisan kami
kali ini bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis. Dan kami memohon maaf
apabila terdapat kesalahan pada penulisan kami kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan
Terjemahannya, Bandung: PT Syamil Media Cipta
Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir
Maudhu’I atas Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan